Apabila anda bertanya, berapa jumlah Hutang Indonesia, maka kalian yang mendengarnya akan bertanya, kemana perginya uang tersebut sehingga, dengan Hutang yang tambah besar tiap tahunnya Negara kita tidak semakin makmur. Inilah Tabel perbandingan b dari Tahun ke Tahun:
Kementerian Keuangan mencatat total Hutang pemerintah Indonesia sampai bulan Juli 2012 mencapai Rp 1.950,08 trilyun. Jumlah ini bertambah sebanyak Rp 1.46,59 trilyun dibanding tahun 2011 lalu.
Apabila di Kurs dengan dolar AS, maka Total Hutang Indonesia per Juli adalah $ 205,6 milyar. Jumlah ini bertmbah dibanding pada tahun 2011 sebanyak $ 198,89 milyar.
Hutang tersebut terdiri oleh pinjaman sebesar Rp 627,18 trilyun dan giral atau surat-surat berharga Rp 1.322,9 trilyun. Sedangkan pinjaman yang didapatkan pemerintah pusat sampai bulan Juli ini, dari bilateral Rp 383,19 trilyun, multilateral Rp 218,44 trilyun, komersial Rp 23,8 trilyun, supplier Rp 440 milyar serta pinjaman dalam negeri sekitar Rp 1,3 trilyun.
Sementara jumlah Surat Hutang yang telah diterbitkan pemerintah Indonesia sampai Juli 2012 mencapai Rp 1.322,9 trilyun. Naik dibandingkan posisi di akhir 2011 yang sebesar Rp 1.859,43 trilyun. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 7.226 trilyun, maka rasio utang per Juli 2012 sebesar 26,9 persen.
Bagi kita warga negara Indonesia, uang sebanyak itu bahkan sedikitpun tidak pernah ada dalam bayangan kita, tapi bagi pemerintah itu hal yang kecil, karena rencananya pemerintah indonesia akan menambah nilai Hutang tahun mendatang guna menutupi kekurangan atau defisit APBN. Didalam tabel tersebut selain tertera jumlah Hutang Indonesia juga tertera Rasio (%) terhadap PBD (Produk Domestik Bruto), Rasio yang terus menurun diklaim berarti pemerintah semakin mampu untuk melakukan pembayaran terhadap Hutang Pemerintah.
Sementara itu, Direktur Strategi Portopolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, Schneider Siahaan menuturkan, kemampuan pemerintah membayar utang, bisa dilihat dari indikator yakni debt to GDP ratio. Indonesia dalam hal ini relatif lebih rendah dari negara lain. Rasio utang Indonesia terhadap GDP atau PDB sendiri masih kurang dari 25 persen. Padahal Jepang sudah mencapai 200 persen, dan Amerika 70-80 persen. “Jadi bila dilihat dari indikator itu, pemerintah sangat mampu dalam melunasi utang,” ujarnya.
Jika pemerintah beralasan kemampuan APBN makin kuat untuk membayar utang, maka sebenarnya sebatas gali lubang, tutup lubang. Karena pinjaman atau utang luar negeri tersebut hanya sekadar untuk menutup defisit anggaran di APBN. Selain pajak, utang memang menjadi satu cara pemerintah untuk menjalankan roda pemerintahan. Sebenarnya bukan hanya Hutang yang menjadi perhatian, tapi Bunga Hutang yang akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya Hutang negara tiap Tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar