Perairan di lepas pantai Somalia adalah titik rawan pembajakan paling panas di muka bumi ini. Di situ para perompak bisa datang kapan saja. Muncul seperti pasukan tempur. Memanggul senapan mesin, membawa sekeranjang granat, menghadang dan membajak kapal yang lewat. Di samping menyita muatan kapal-- walau yang ini jarang terjadi-- tujuan utama para perompak itu sesungguhnya adalah uang tebusan. Mereka paham betul bahwa kapal yang lewat di situ adalah kapal bisnis, yang memuat barang dagangan milik perusahaan besar.
Boleh dikata, menjadi perompak adalah lapangan kerja baru bagi para generasi muda Somalia. Simak saja pengakuan salah satu perompak, Abdulrashid Muse Mohammed kepada Al Jazeera. Kiriman jutaan dolar uang tebusan telah mengubah kehidupan di komunitas muslim di pesisir Somalia. Kesenjangan baru tercipta, antara golongan perompak yang kaya raya dengan golongan non-perompak yang makin miskin. Inilah gaya hidup perompak Somalia: rumah besar, mobil keren, perempuan cantik, dan narkotika -- yang dikecam baik tokoh agama maupun penduduk desa.
"Penggunaan obat terlarang seperti ganja, minum alkohol, seks, dan perilaku menjengkelkan lain jadi hal biasa untuk para bajak laut. Ini menimbulkan problem sosial," kata Sheikh Ahmed, pimpinan masjid di Kota Galkayo, seperti dimuat AP. "Ini lebih mengkhawatirkan bagi kami, ketimbang ancaman yang mereka timbulkan untuk para awak kapal asing."
Uang pun mengubah wajah Somalia. Sebuah jalan beraspal membelah kota Bossaso, hotel-hotel baru, dan bangunan anyar berbaris di pinggir-pinggirnya. Mobil SUV dan kendaraan mewah buatan Asia lalu lalang di jalanan. Lagu Amerika, Somalia, dan India menderu dari tape mobil. Kebanyakan bajak laut punya tiga atau lebih istri. jumlah mereka tergantung pada jumlah jarahan. Menikahi bajak laut telah menjadi mimpi bagi sebagian besar perempuan lokal.
"Penggunaan obat terlarang seperti ganja, minum alkohol, seks, dan perilaku menjengkelkan lain jadi hal biasa untuk para bajak laut. Ini menimbulkan problem sosial," kata Sheikh Ahmed, pimpinan masjid di Kota Galkayo, seperti dimuat AP. "Ini lebih mengkhawatirkan bagi kami, ketimbang ancaman yang mereka timbulkan untuk para awak kapal asing."
Uang pun mengubah wajah Somalia. Sebuah jalan beraspal membelah kota Bossaso, hotel-hotel baru, dan bangunan anyar berbaris di pinggir-pinggirnya. Mobil SUV dan kendaraan mewah buatan Asia lalu lalang di jalanan. Lagu Amerika, Somalia, dan India menderu dari tape mobil. Kebanyakan bajak laut punya tiga atau lebih istri. jumlah mereka tergantung pada jumlah jarahan. Menikahi bajak laut telah menjadi mimpi bagi sebagian besar perempuan lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar